Wednesday, May 8, 2013

Achievement Unlocked !

Salah satu achievement terbesar dalam hidup gue yang sudah pernah terwujud, bertemu dan berbicara langsung dengan salah satu orang yang berpengaruh di negaranya, bahkan di dunia… dunia Penerbangan.

Gue masih inget gimana rasanya waktu gue pertama kali sampai di depan gerbang rumahnya, seperti mimpi men. Gue terus berpikir, apakah bener dibalik pagar besi ini beliau sedang menunggu kedatangan gue dan teman-teman?

Dari depan, rumah beliau terlihat tidak terlalu besar dan megah untuk ukuran seseorang yang pernah menjabat menjadi Presiden. Halaman depannya memanjang dari barat ke timur dan dipenuhi oleh tanaman-tanaman hias, Di depan pintu utama sudah menunggu 2 orang penjaga yang sudah cukup berumur.

Gue dan teman-teman harus menunggu beliau di ruang tamu, sementara di ruang tamu sendiri ada beberapa orang alumni Teknik Penerbangan ITB daaaaan pendiri Teknik Penerbangan ITB, Pak Oetarjo Diran. Pak Oetarjo Diran, salah seorang tokoh yang ada dibuku "Habibie & Ainun". Akhirnya gue bertemu dengan seseorang yang bahkan gue gak pernah kepikiran buat bisa ketemu sama dia, karena itu terlalu mustahil bahkan hanya untuk dibayangin.


Suasana di ruang tamu, gue dan teman-teman lagi dinterogasi nih tentang materi yang udah dipelajari selama dijurusan. Men lo harus tau men, itu rasanya kayak ujian kompre tapi LISAN men LISAN !

Semesta emang punya caranya sendiri, setelah hampir gak bisa menjawab lagi pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh pak Diran akhirnya kita diberitahukan oleh salah seorang ibu-ibu (gue gatau jabatannya dia apaan) kalo beliau sudah siap bertemu dengan kami. Sebenernya bukan hanya kami yang akan menemui beliau, tapi beberapa orang alumni Teknik Penerbangan dan bapak Oetarjo Diran juga ikut menemani kami.

JENG JENG JENG JENG !!

Perasaan tegang dan penuh dengan rasa gak percaya menyelimuti gue, gue terus nyubit-nyubitin pipi gue dan berharap kalo ini bukan mimpi. Gue keringet dingin men ! serius ! mungkin rasa tegangnya sama seperti lo mau nembak cewe kali ya, mungkin.

Dan yak, akhirnya gue bertemu dengan sosok yang amat sangat gue kagumi dari gue masih SMA. Bapak Bacharudin Jusuf Habibie, atau yang lebih kita kenal dengan sebutan B.J. Habibie. Rasanya ternyata bener-bener gak bisa dijelaskan dengan kata-kata loh, gimana ya rasanya kalo kita ketemu sama Rasullulah? Baru ketemu manusia biasa aja kayak gini.

Ini dia eyang Habibie :)

Uniknya ketika gue bersalaman dan cium pipi, gue sempat menyebut pak Habibie dengan kata depan 'pak' dan beliau langsung menjawab.
"Jangan panggil saya pak, panggil saya eyang.." dengan nada bicaranya yang mirip seperti Reza Rahardian di film Habibie & Ainun. (gak kebalik sob?)

Tujuan kami (alumni, gue dan teman-teman gue selaku mahasiswa Teknik Penerbangan ITB) adalah untuk membicarakan acara "50 Tahun Teknik Penerbangan" Sebuah acara yang diadakan untuk memperingati ulangi 50 tahun kelahiran Teknik Penerbangan di Indonesia. *you dont say

Tapi karena eyang memang senang sekali berbicara, FYI aja nih men eyang kalo udah berbicara lamaaaaa banget dan gak bisa dipotong. Awalnya eyang masih membahas tentang acara ini tapi lama kelamaan beliau malah menceritakan pengalamannya mulai dari bertemu dengan Ibu Ainun sampai sekarang.

Ketika eyang menceritakan masa lalunya, itu seperti lo baca buku "Habibie & Ainun" tapi di-narasi-kan langsung sama penulisnya men ! Keren abis ! dan ceritanya lebih lengkap terus lebih lucu gitu. Seumur-umur nih yah paling banter gue dengerin curhatan cinta tentang temen gue men, lah ini curhatan cinta seorang Presiden Republik Indonesia yang ke-3 men ! Gila gak sih ! Pecah men pecah !

Beliau lagi bercerita tentang masa lalunya.

Yang paling sedih sih waktu dia menceritakan tentang kenapa proyek pesawat N250 Gatotkoco harus kandas. Sedih, kecewa, kesal, dan marah memenuhi hati gue saat itu. Apalagi dengan ditambah kata-kata beliau waktu itu "Saya menghabiskan terlalu banyak waktu saya untuk pesawat ini (N250) sampai saya lupa keluarga dan kesehatan saya.." Sedih banget men sedih banget.

Buat yang udah nonton film 'Habibie & Ainun' pasti tau kan adegan pas Reza Rahardian mengusap badan pesawat N250 yang sudah sangat berdebu. Menurut gue itu salah satu scene yang bisa bikin mata gue berkaca-kaca. Ini gak lebay kok. Sejak saat itu gue juga memiliki sumpah, sumpah untuk ibu pertiwi. 

Kesedihan dan kebanggan eyang tentang N250 kebetulan pernah gue tulis di blog gue, silahkan dilihat Pemunculan dan Terbang Perdana N250-Gatotkoco.

Pak Oetarjo Diran dan Pak Habibie

Pertemuan seperti mimpi ini pun diakhiri dengan silaturahmi dan foto bersama. 

Foto bareng Alumni, Mahasiwa, Pendiri Teknik Penerbangan, dan Tokoh Dunia Penerbangan.

Lagi diceramahin dan diberi wejangan-wejangan sama eyang.

Dan foto yang paling terakhir, YES ! YES ! YES ! Akhirnyaaaa ! Ini adalah foto gue bareng eyang. Banyak yang mengira ini photoshop, karena kacamata gue memantulkan cahaya sedangkan kacamata eyang engga, nih sob buktinya. mungkin yang bilang kayak gini gak ngerti tentang teknik fotografi, atau pas pelajaran fisika tentang gelombang optiknya ngulang ! uyeeee !

Dan satu lagi men, emang gue peduli lo bilang photoshop? KAGAK. *ROTFL

Sirik tanda tak mampu men !


Monday, May 6, 2013

gue anak ITB, gue gak sombong, cuma ganteng aja kok.

Inget sama postingan gue yang ini? postingan setahun yang lalu, tulisan itu gue ambil dari status facebook salah seorang temen gue yang katanya dia dapet dari sebuah grup di facebook. Sudah setahun yang lalu, tapi akhirnya booming lagi gara-gara ada mas-mas pemilik blog ini http://ardisaz.wordpress.com/ yang kebetulan copas juga tulisan ini tapi dari blog gue. Menyehmenyehmenyeh..

Untuk masalah valid atau tidaknya tulisan itu, gue juga gatau yaa gue kan copas barbar sob. Tapi ada yang menarik dari tulisan ini, setelah (dengan sengaja) gue sebarkan tulisan ini dengan cara nge-mention akun-akun yang mengatasnamakan 'ganesha' 

WOW ! ternyata pengunjung blog gue langsung banyak, dan mayoritas anak ITB atau mungkin alumni ITB. Pengunjung terbanyak berasal dari Indonesia, kedua Amerika, ketiga Jepang, dan sisanya dari negara-negara Eropa.

Banyak yang gak setuju dibilang sombong, BANYAK BANGET, ada yang rendah hati dan mau INTROSPEKSI diri, dan ada yang gak peduli sama sekali. dan ada yang membenarkan kalo anak-anak atau alumni-alumni ITB itu sombong.

Gak percaya, nih kebetulan udah gue skrinsut komentar-komentar dari beberapa orang.

Trus ada yang komentar yang gue gak ngerti maksudnya apa, anak SMK bikin mobil? ngerakit kali ya maksudnya mas? *bingung*


Trus ada satu lagi nih, AHHHHHH you got the point neng! gue setuju loh sama komentarnya si neng Sopi'ah. neng minta nomer HP dong neng :3


Dan ini.. duh *facepalm


Menurut gue sih gak perlu lah didebatin masalah ginian, buat anak ITB nih yang merasa ketampar, ketonjok, terjatuh dan tak bisa bangkit lagi gara-gara baca tulisannya mas Satrio itu berarti lo NGERASA MEN ! kalo lo gak NGERASA ya lo gak bakalan marah-marah atau sewot-sewot sambil manyun gitu, Kalo lo pada marah-marah yang ada lo hanya membuktikan point-point yang ditulis oleh si Mas Satrio itu ! Jadi ya santai ajalah, tunjukkin kalo LO BEDA !

Terakhir dari gue sob, gue anak ITB, gue gak sombong, cuma ganteng aja kok.

Wednesday, May 1, 2013

100.000

1 May 2013, akhirnya viewers blog gue tembus di angka 100.000 ribu viewers. Have a sit guys, and enjoy my homemade stories :)

Jomblo? Santai aja

Hidup itu emang seperti roda ya, kadang kita diatas, kadang kita dibawah, kadang kita juga ada ditengah-tengah. Gak tentu.

Saat kita dibawah pasti kita pengen banget berada diatas, tapi waktu ada diatas kadang kita pengen ke bawah lagi. Pas waktu kita lagi main wahana kincir angin atau hysteria misalnya. *plak

Gue bukanlah orang yang selalu berada diatas, gue amat sangat sering berada dibawah, untuk kasus apapun itu. IPK misalnya.

Selama hampir lebih dari 19 tahun gue menyandang status Jomblo. Sebuah 'status sosial' yang banyak disebut orang sebagai sebuah aib, gue juga dulu berpikir begitu. Menurut gue jomblo itu sebuah penghinaan, jomblo itu sebuah kelemahan yang gak boleh diketahui orang lain, jomblo itu sebuah aib yang harus kita tutupi sedalam mungkin supaya orang lain gak pada tau.

Tentunya berada diposisi ini selama 19 tahun bener-bener gak enak, dibilang homo lah, gak laku lah, cupu lah... padahal emang iya sih. Hidup gue penuh dengan penderitaan selama 19 tahun (lebay aja sih ni mah),. Tapi itu semua dulu, dulu banget jauh sebelum gue merasakan gimana rasanya pacaran.

Akhirnya, setelah 19 tahun terpuruk, terbully, dan teraniaya, gue bisa pamer ke orang-orang yang dulu menzalimi gue. 'GUE BISA PUNYA PACAR!' Tapi, mereka tetep gak pada percaya. well, bukan ini sih yang mau gue tekankan. Ketika gue punya pacar gue sudah merasa mencapai roda bagian atas dalam kehidupan gue sampai akhirnya 'roda kehidupan' ini berputar (lagi), dan gue berada pada posisi pertama lagi, dibawah. Jomblo, single.

Tapi kali ini berbeda, gue udah gak menganggap status jomblo itu sebagai sebuah aib, penghinaan, ataupun kelemahan yang harus lo tutup-tutupi. Gue sekarang bisa memandang sesuatu dari sudut pandang yang berbeda. Gue sedang berada dalam fase ditengah dalam roda kehidupan gue. Gue gak pengen ada diatas, dan gue juga gak lagi ada di posisi bawah.

Jomblo itu (gue gak berusaha membenarkan ya) asik kok, lo bisa punya banyak waktu buat peer group lo, lo bisa punya banyak waktu buat mager dikostan seharian, belajar di perpus, aktif di himpunan, dan yang paling penting lo bisa deket ke cewek manapun tanpa harus ada yang marah, sebatas deket aja ya, beda sama ngecengin. Oke?

Buat jomblo-jomblo diluar sana, buat apa sih kalian meratapi nasib jomblo kalian? suka heran deh gue serius. Tenang aja bro, semua itu ada masanya. Semua akan indah kok pada waktunya. and always remember to be happy, because you will never know who's falling in love with your smile... :)