Monday, September 10, 2012

Jomblo, jomblo, jomblo


Gue kuliah di sebuah kampus yang mungkin terkenal gara-gara pernah di jadiin tempat syuting film Jomblo. Sebuah film fenomenal tentang 4 orang mahasiswa jomblo yang berusaha untuk merubah status Jomblo mereka menjadi in relationship. Mungkin karena pernah dijadiin tempat syuting film ini jadi banyak jomblo ya di kampus ini. Mungkin… tapi ini cuma tebakan gue aja sih, yaa walaupun emang banyak jomblo-jomblo haus cinta yang berkeliaran di dalam kampus ini.

Jomblo? Sebenernya mahluk apa sih Jomblo ini?

Jomblo ada disekitar kita. Jomblo itu merupakan mahluk yang menyerupai manusia, makan seperti manusia, minum seperti manusia, belajar seperti manusia, dan berjalan diantara manusia. Jomblo hampir mempunyai semua hal yang dimiliki oleh manusia kecuali satu… Cinta. Jomblo gak punya cinta, oleh karena itu jomblo biasanya gak peka sama keadaan sekitar, dan biasanya jomblo juga sensitif kalo melihat manusia lain sedang bersama pasangannya.

Selidik punya selidik, akhirnya gue bisa sedikit lebih memahami misteri dibalik kejombloan mahasiswa-mahasiswa di kampus ini. Menurut pengamatan gue yang sudah 2 tahun berada di kampus ini, sepertinya ada satu hal yang membuat jumlah Jomblo di kampus ini tumbuh pesat dari tahun ke tahun. Pertama, sistem pendidikan yang sekarang memaksa mahasiswa-mahasiswanya untuk lebih ekstra keras belajar, karena dosen di kelas hanyalah bertindak sebagai sarana aja. Dengan kata lain, jika ingin mengerti materi kuliah maka setiap mahasiswa harus berusaha belajar sendiri siang dan malam, gak peduli mau ini malam minggu ataupun malam-malam biasa lainnya. Kedua, dari sisi non-akademis misalnya Himpunan dan Unit. Biasanya pada tahun pertama mahasiswa baru mengalami proses kaderisasi dari Unit, bagi yang ikut unit, yang biasanya diadakan pada setiap hari sabtu dan minggu. Lalu pada tingkat 2, setelah mereka memasuki yang namanya tahap penjurusan ke prodi pilihannya masing-masing maka setiap mahasiswa dihadapkan pada pilihan untuk memilih mengikuti himpunan atau tidak. Tapi biasanya sih mayoritas pada ikut himpunan. Proses kaderisasi dari himpunan ini juga sangat disayangkan diadakan pada hari sabtu atau minggu, agar tidak mengganggu waktu kuliah.

Memang tidak menggangu waktu kuliah sih, tapi mengganggu waktu kita untuk menuju proses ‘keidealan’.

Dan gak berhenti sampe disitu aja nih. Ketika mahasiswa-mahasiswa ini sudah mencapai tingkat 3, maka mereka akan dihadapkan dengan yang namanya Panitia Ospek. Mau gak mau, harusnya masing-masing dari mereka yang sudah mempunyai Jaket Himpunan (JAHIM) harusnya berkontribusi buat himpunannya. Masa NON-HIM Berjahim?? *nyindir sik*

Yang namanya menjadi pengkader pasti lebih sibuk daripada yang di kader, gak percaya? trust me, I’m an engineer !

Setelah di tingkat 3 waktu habis karena menjadi panitia ospek. Lalu mahasiswa-mahasiswa ini akhirnya naik kelas menjadi tingkat 4. Di tingkat 4 pastinya waktu akan habis untuk yang namanya Tugas Akhir. Mau makan inget TA, mau minum inget TA, mau mandi inget TA, yaa kemanapun selalu inget TA. Sampai akhirnya lulus dan akhirnya mendapat gelar STMJ, Sarjana Teknik Masih Jomblo… and the cycles goes on.

Seperti itulah perjalanan hidup mahasiswa-mahasiswa di kampus ini, penuh dengan kesibukan. Kampus ini memang sepertinya sengaja membuat para mahasiswanya yang masuk ke kampus ini dengan status Jomblo akan keluar dari kampus ini dengan predikat Jomblo juga.

Wednesday, September 5, 2012

OHANA


Gue gak menyesal sama sekali udah menghabiskan waktu liburan gue selama hampir 2 bulan ini untuk tetap berada di kampus untuk menjadi bagian dari OSKM ITB 2012.

Pada OSKM 2012 gue sudah tidak lagi berperan sebagai Taplok seperti di PROKM 2011 dan  Maba Unyu lagi seperti di INKM 2010. Tetapi sekarang giliran gue yang menjadi Pendiklat, dan gue juga merangkap sebagai Tata Tertib Disiplin.

Selama gue jadi Pendiklat, gue bertugas untuk mendampingin kelompok 13 : Putri Duyung (INDIGO). Yaa kelompok ini isinya emang hampir semua orang-orang INDIGO, kesabaran gue benar-benar di uji ketika gue harus berhadapan dengan mereka.

Awalnya kelompok 13 ini didampingi oleh Joseph, teman gue sesama pendiklat, tetapi gak tau kenapa Joseph malah memaksa gue untuk menggantikannya menjadi pendamping tetap kelompok 13. Padahal gue udah berjanji sama diri gue kalo gue ngediklat gue gak mau megang kelompok, dan gue pertama kali berpikir kalo angka 13 itu angka sial, makanya dulu gue sempat menolak untuk menjadi pendamping tetap kelompok 13. Tapi sekarang gue tahu, kalo ternyata (mungkin) Joseph gak kuat menghadapi keindigoan mereka ini.



Itu adalah foto gue bersama anggota kelompok PDI (Putri Duyung Indigo) ketika mereka baru saja dilantik, kalo gue gak salah inget waktu itu tanggal 26 Juli jam 04.17 WIB di lapangan sipil.

Gue kenalin dulu mereka satu per satu kali ya. Oke yang pertama,

Ojan (Ketua Kelompok) : Orangnya gak bisa diem, ngomong mulu, tujuan masuk divisi taplok karena mau modus, dan awalnya dia modusin anggota kelompok PDI yang namanya Lani. Tapi sekarang malah jadian sama taplok yang lain, aduh Ojaaaaan.

Erland : Anak sipil yang suka nonton SDN 48 HAHAHA, dan ternyata dia sohibnya ketua kelas gue waktu gue di kelas XII IPA 1.

Richard : Sama aja kayak si Erland sukanya sama SDN 48, peduli sama temannya, dan bisa diajak kerjasama.

Bagas : Meskipun tampangnya terlihat bengis tetapi hatinya gamais, Subhanallah.

Mas Edy : mas Edy iki ngomonge meledok tenan loh.

Arya : Meskipun dia anak mesin yang terkesan sangar-sangar itu, tapi dia juga suka sama boneka beruang, warna pink lagi. So unyuuuu

Nizar : Cukup tidak banyak omong, tetapi sekalinya ngomong langsung ngegombal. “Kaa, kakak yang itu kok diem aja daritadi. Tapi dihati aku dia ngomong terus” 

Aditya : Pendiam dan cenderung tidak banyak omong, taraf ke-INDIGO-annya tidak seperti anggota kelompok PDI yang lain.

Arizki : Kayaknya cinta banget sama kelompok ini yaa, PDI.

Lutfi : Males banget ikut diklat nih anak, fotografer.

Faisal : Jarang ngomong nih, tapi tetep aja Indigo.

Pandu : Baru muncul setelah beberapa kali diklat, anak GT.

Zevni : Sibuk, jarang dateng diklat.

Asti : Sanguinis abis, kalo curhat suka gak bisa berhenti, ngeselin, suka ngebully gue, dan dia suka banget banget banget sama yang namanya Daun, Vegetarian kali yaa?. Terakhir… kalo baca SMS bener-bener dibaca dengan suara LANTANG.

Tami : Satu tipe sama yang namanya Asti, suka naik gunung, sedikit ngeselin, dan sering memberikan pukpukpuk buat gue.

Lani (nama samaran) : Gambarnya bagus (tapi kenapa malah masuk TL bukannya SR), pendiem, selalu di bully, gak berani ke toilet CC lantai 2 sendirian kalo malem-malem, sering berada di pos medik, dan sering not responding.

Firda: Kalo membaca review dan resume hariannya seperti membaca novel loh.

Fitsel : Dieeeem banget deh mbanyaaa, kayak putri solo, tapi suka ngegosip juga ya ternyata Heeemmm.

Rismawati : Sedikit normal daripada yang lain.

Fefe : Genit HAHAHA

Ami : Agak sedikit kurang nyantai, peace ah mi HAHAHA

Reni : Kurang berani menujukkan kemaluannya… ehh maksudnya kurang berani malu, di depan umum.

Tania : Jarang dateng diklat karena sibuk SP, maklum SBM wajib SP.

Sekarang saatnya gue memperkenalkan diri, nama gue Tori, Pendiklat kelompok 13 : Putri Duyung Indigo. Orangnya asik, gaul (ape galau), ramah, tidak sombong, rajin menabung, suka membantu orang tua, dan sering ke masjid salman.

Well itu semua adalah anggota kelompok Putri Duyung Indigo. Yaaa kurang lebih gue harus menghadapi orang-orang aneh itu selama 1 bulan terakhir ini. Sebenarnya sih selama ngediklat mereka gue juga ditemenin sama Berlian, tapi doi Indigo juga.

Gue juga pernah dikerjain sama mereka. Waktu itu para caplok mendapat tugas untuk membuat makrab dan dresscodenya harus sesuai dengan tema kelompok masing-masing. Berhubung kelompok 13 itu Putri Duyung, maka dresscodenya harus yang bernuansa pantai. Siang hari sebelum makrab gue mendapat SMS dari Ojan,

“Ka, nanti buat makrab kalo bisa pake baju pantai ya, yang baju kembang-kembang itu sama celananya kalo ada ya. Oke makasih kak..”

Trus ada juga SMS dari Asti, “kak Tor ntar pake baju kembang-kembang sama celana yang kembang-kembang juga ya kalo ada, soalnya tema kelompok kita pantaii..”

Dan pada saat itu juga gue langsung mencari kedua item tersebut. Karena gue gak punya keduanya maka gue uring-uringan nyari baju sama celana itu kesana kemari, nanyain temen gue satu jurusan satu per satu, bahkan gue sampe nanyain seluruh masa kampus satu per satu di Forbas. Tapi untungnya ada yang punya, waktu itu gue minjem sama si Janda, Janda ini nama orang bukan janda beneran.

Dengan pede dan sok cool gue dateng ke lapangan SR memakai baju dan celana bermotif bunga-bunga, tapi pas sampai disana gue gak menemukan satupun anggota kelompok PDI yang se-TOTALITAS gue. TEGAAA ya kalian ngerjain pendiklat sendiri ERRrrrr…


Akhirnya meskipun awalnya gue merasa kayak badut ancol, tapi gue santai aja kayak di pantai, slow kayak di pulau. Yaa malam itu gue harus bermuka tebal sampai acara selesai.

Walaupun begitu tapi ternyata mereka kreatif loh. Gue salut mereka punya ide untuk membeli gelang yang glow in the dark, jadi sesama anggota PDI bisa dengan mudah menemukan anggota PDI yang lain dalam kegelapan, dan gue di kasih satu gelang tersebut sama mereka. Gue masih menyimpan gelang itu meskipun gelang itu udah gak bisa menyala di kegelapan lagi, Karena meskipun gelang itu udah gak bisa menyala di dalam kegelapan tetapi gelang itu tetap menyala di hati gue.

Hal yang paling berat selama gue ngediklat mereka adalah ketika gue harus memberikan pengumuman tentang kelompok taplok mereka masing-masing ketika hari H nanti. Karena disitu gue gak memegang semua nama anggota kelompok PDI, dengan kata lain ada beberapa orang yang bermasalah dan mungkin aja gak dilantik, Sementara disitu hadir orang-orang yang namanya tidak ada sama gue. Dan sampai pada akhirnya ternyata mereka memang gagal menjadi taplok karena ada beberapa nilai yang tidak terpenuhi oleh mereka.

***

Melepas mereka bukanlah perkara yang mudah buat gue. Yaa ketika malam mereka resmi dilantik menjadi Jaya Kirana, malam itu gue sadar kalo mulai hari ini gue pasti gak bakalan bisa ketemu mereka lagi, berkumpul bersama mereka lagi, atau bahkan hanya sekedar ngobrol sebentar bersama mereka.

Mungkin seperti ini kali ya perasaan Orang tua yang melepas anaknya ketika anaknya ingin kuliah di luar kota yang jauh dari pengawasan mereka, atau mungkin perasaan seorang guru yang melihat anak-anak didik kesayangannya lulus.

Teman gue sesama Winaya Sunda pernah bilang sepertu ini ke gue,

“Meskipun gue gak bisa liburan bareng keluarga gue dirumah, tetapi disini gue menemukan keluarga baru kok…”

Yaaa gue sudah menyebut mereka sebagai keluarga baru gue. Karena dibalik keanehan mereka, di balik kecacadan mereka, dan dibalik semua keindigoan mereka… berada disekitar mereka itu membuat gue merasa nyaman.

Bukankah itu definisi dari keluarga? Orang-orang yang bisa membuat kalian merasa nyaman jika kalian berada di sekitar mereka, orang-orang yang selalu menghibur kalian jika kalian sedih, dan orang-orang yang ikut bahagia jika kalian bahagia. Mungkin gue hanya bisa menghabiskan waktu 2 minggu dari 3 bulan liburan gue bersama keluarga gue yang sebenarnya, tetapi semua itu gak sia-sia karena gue menemukan keluarga baru disini.

“Ohana means family, family means no one gets left behind or forgotten”

Monday, June 25, 2012

Semakin Seram apaaa??

“Semakin seram film yang lo tonton, semakin hangat pelukan yang lo dapat (incase lo nonton berdua sama cewek)”

Itulah kata-kata yang nempel di kepala gue sampai saat ini setelah nonton film “POCONGGG JUGA POCONG”, mungkin di bukunya si Poconggg juga ada? Gue gak tau karena gue belum membaca bukunya.

Tapi gue rasa kata-katanya si Poconggg ini kurang tepat deh ya, kenapa gue bilang kayak gitu? Karena gue tau kejadian di lapangan secara langsung broo. Mending kalo pelukan hangat, pukulan-pukulan hangat mungkin yang bakal lo dapatkan. (-̩̩̩-͡ ̗--̩̩̩͡ )

***

Gue inget banget waktu itu bulan April tahun 2010, gue liburan ke Bandung bersama Ahong, Panzul, dan ……… Bunga \(♥♥‎)/   . Sebenernya gak murni liburan sih, tapi kita mau ke salah satu perguruan tinggi negeri yang katanya disana terdapat putra putri terbaik bangsa, Katanya loh katanya…… 

Tujuan kita kesana buat ngembaliin formulir pendaftaran Ujian Saringan Masuk yang bakalan diadain pas bulan Mei nanti kalo gue gak salah inget.

Waktu itu kita bertiga baru sampai di universitas tersebut jam 12.30 kayaknya, soalnya pas kita sampai itu orang-orang baru selesai solat jumat. Ini semua gara-gara temen gue yang namanya Panzul. Gara-gara kelamaan di hotel jadi kagak ikut solat jumat kan, emang Islam KTP sih tuh anak.

Dan herannya kita sempet nyasar loh di Institut Terkecil Bangsa ini, untung ada mba-mba cantik baik hati waktu itu yang bersedia membantu kita mwehehehehe. Dari perawakannya sih bisa gue tebak kalo si mba-mba ini penghuni kampus bagian tenggara, Arsi, SR, dan sebagainya. Caeeem broo

“Permisi mba mau nanya”
“Iyaaa” suaranya lembuuuuut abiiis!
 “Kalo mau ke hati mba lewat mana ya?? ( ˘͡ -˘͡)” #eaaaak #gombalanganteng
Okaaay yang itu bercanda.
“Kalo gedung ini sebelah mana ya mba?” sambil menunjukan alamat gedung annex
“Wah kalo gedung ini sih bukan di kampus ini de, tapi di bla bla bla bla…”
“Ohh gitu ya mba, wah kita nyasar doong. hehehe”
“Kalian mau daftar disini ya?”
“Iya mbaa doain yak… (supaya ntar kita bisa ketemu lagi setiap hari mwehehehe)”
 “Iya saya doain, sukses ya kalian :)”
Bener kan gue bilang mba-mba itu udah cantik, baik hati pulak (»''«). Tapi sampai sekarang gue gak pernah ketemu lagi tuh sama si mba-mba cantik nan baik ini, udah lulus kali ya dia sekarang.

Setelah ngembaliin formulir ke tempat tadi yang di kasih tau si mba-mba cantiknya, kita mau keliling kota kembang nih ceritanya sama temen-temennya si Panzul, ahzeeek anak gaul Bandung euuuy. Temennya si Panzul ini ada 2 orang, yang satu namanya Regisha dan sekarang satu kampus sama gue, terus Aya yang sekarang di STAN. Ahhh emang ya mojang-mojang Bandung teh geulis geulis pisaaaaan (•̯͡.•̯͡)

aaaahhhhh kalo inget Aya gak tau kenapa bawaannya tuh langsung pengen pipis!

*skip skip skip*

Kita bertiga, Gue, Bunga, dan Panzul, diajak menuju mobilnya si Aya. Tapi ternyata… ya ampun di dalam mobilnya si Aya udah ada Bidadari, yang ternyata kakaknya si Aya, namanya kak Mawar. Gila emang ini keluarga cetakannya bagus-bagus banget!

Kita bertiga waktu itu gak tau mau diajak kemana, karena gue baru pertama kalinya nih ke Bandung yaa gue gak paham sama jalanan jalanan dimari. Gue berharap sih kita menuju hotel terdekat mwehehehehe

*PLAAAAK!! FOKUS MAS!!*

AHHHhhh ternyata dugaan gue salah, kita malah diajak ke Peris Ven Jevaaah. Dan malah nonton film horror…… REC 2 brooo REC 2 !!

Disini lah ceritanya dimulai.
Posisi duduk kita waktu di dalam bioskop waktu itu adalah kak Mawar, Aya, Regisha, Panzul, Gue, lalu Bunga. Sippp! Udah mantap nih posisinya, gue emang sengaja mencari tempat duduk yang di samping Bunga. Supaya gue bisa berada disampingnya disaat dia membutuhkan gue, dan kali aja ada pelukan hangat yang bersandar di tubuh gue mwehehehe

Jujur, gue takut sih kalo nonton film Horror. Tapi berhubung banyak cewek-cewek imut disini gue harus terlihat berani dong mas broo. ya iya ateuuuh, biar mereka makin terkesima sama kharisma gue fufufu ( ˘͡ -˘͡)

Ternyata filmnya gak terlalu serem, gak seperti dugaan gue. Cuma efek suaranya ituloh yang bikin kaget. Emang kalo di blitz itu sound effectnya beda banget sama bioskop 21 atau XXI. Ini pertama kalinya gue nonton di blitz loh mwehehehe

AYOOOO DOONG BUNGA… Mana pelukan hangatnya?? AHHHH.. udah ditungguin daritadi ternyata si Bunga belum takut-takut juga. Sebenernya gue dapet sih pelukan hangat, tapi dari si Panzul !


Sampai akhirnya film ini sampai pada adegan dimana yang tersisa hanya tokoh utamanya si cewek dan si cowok yang bawa kameranya. Mereka terjebak di sebuah ruangan yang di dalamnya terdapat sebuah alat perekam suara yang terus memutar suara yang terakhir kali terekam, di ruangan tersebut juga berisi lembaran-lembaran surat kabar yang sudah cukup lama terbit. Di dalam ruangan itu tidak ada cahaya sama sekali, mereka berdua hanya dapat melihat melalui bantuan dari kamera mereka yang peka terhadap sinar infra merah.

Pada adegan tersebut terlihat kalo si pemeran ceweknya terus memeluk si cowoknya, seakan gak mau ditinggal sedetik pun. AHHHHhhh yang kayak gitu loh yang sebenarnya gue harapkan terjadi sama gue.

Terus si cowoknya seperti melihat jalan keluar di atas atap ruangan tersebut, dengan sok berani si cowoknya berusaha mengecek pintu kecil yang berada di atas atap ruangan tersebut. Dengan bantuan kameranya dia mulai melihat kedalam ruangan tersebut, berputar perlahan mengelilingi bagian dalam ruangan tersebut dan tiba-tiba dari kegelapan muncul seorang anak kecil yang sentak mengagetkan si cowoknya! dan seketika itu pula

“KYAAAAaaaaa…” *PLAK PLAK PLAAAAAK PLAAAK*
Dan gue berteriak
“AHHHHHHhhhhhhh…”

Bukannya pelukan yang gue dapat, tapi pukulan bertubi-tubi yang bersarang di bahu kiri gue. Ini bener-bener diluar dugaan gue! gue gak nyangka kalo Bunga takut atau kaget refleksnya dia beda dari cewek yang lain, refleksnya dia ketika ketakutan atau kaget adalah memukuli bahu orang disebelahnya. Setelah puas memukuli bahu gue dan adegan di film tersebut kembali normal, si Bunga dengan perasaan tidak bersalah kembali menonton film itu lagi seperti tidak terjadi apa-apa (¬-̮¬)

***

Mungkin ada yang pernah senasib kayak gue, jalan berdua sama gebetannya ke bioskop nonton film horror berduan tapi ujung-ujungnya jadi kayak gue. Atau mungkin ada lagi yang niatnya nonton berdua sebelah-sebelahan, tapi dapet tempat duduknya ujung-ujungan. Dan jadi gak bisa mesra-mesraan.



Oleh karena itu gunakan lah masa PDKT kalian semaksimal dan seefektif mungkin, kenali calon pasangan anda. Cari tahu hobbinya dia, apakah calon pasangan anda tersebut mantan calon pemain tinju atau bukan. Jika iya, lebih baik lo tinggalin dia selama masih ada waktu bro! Perbandingan pria dan wanita di dunia ini 1:4 jadi jangan takut kalo kehilangan satu cewek ('̀o'́)mwehehehehe

Saran terakhir dari gue, kalo bikin teknis lapangan itu harus di backup jangan bikin teklap cuma 1. Soalnya kondisi di lapangan itu dinamis, lo gak bakalan menduga apa yang akan terjadi di lapangan nanti. Mwahahahaha

“Semakin seram film yang lo tonton, semakin hangat pukulann yang lo dapat”