Tolak ukur yang digunakan untuk menunjukkan kalo diri lo adalah orang kaya adalah dengan punya mobil (jalan kemana-mana pake mobil). Pola pikir seperti ini masih berlaku di Indonesia, mayoritas seluruh rakyat Indonesia gue rasa punya pola pikir kayak gini, termasuk gue.
Apakah ada yang salah dengan pola pikir seperti ini? Gue rasa gak ada salahnya sih dengan berpikiran seperti ini. Tapi ada satu hal yang merupakan kesimpulan dari pengamatan gue sehari-hari selama gue berjalan kaki.
Gue bukanlah orang kaya yang punya mobil, untuk kemana-mana biasanya gue mengandalkan angkutan umum yang tersedia. Terkadang gue juga harus berjalan kaki. Alhamdulillah trotoar di beberapa kota besar di Indonesia seperti Bandung dan Jakarta udah mulai bagus. Pejalan kaki jadi lebih nyaman untuk berjalan kaki.
Tapi karena tingkat intelegensi hampir sebagian besar masyarakat Indonesia yang rendah, hak buat pejalan kaki pun diserobot. Contohnya trotoar buat pejalan kaki dijadiin jalan motor kalo lagi macet, kampret banget gak tuh? Itu sih masih wajar, karena gue maklum pengendara motor memang gak pinter-pinter amat (tingkat intelegensinya rendah).
Kedua, ketika gue mau menyebrang melalui zebra cross. Bukankah seharusnya kendaraan bermotor itu melambat? Gue (lagi-lagi) maklum buat supir angkot atau pengendara motor, karena seperti yang gue bilang tadi kalo mereka gak pinter-pinter amat (tingkat intelegensinya rendah).
Tapi sangat disayangkan untuk pemilik mobil pribadi. Ketika gue menyebrang melalui zebra cross, gue selalu miris sama mobil pribadi yang gak tau kalo ketika pejalan kaki berjalan di atas zebra cross maka dia mendapatkan prioritas terlebih dahulu. Masih banyak pengendara yang gak ngasih jalan buat pejalan kaki, alhasil mau nyebrang gak di zebra cross ataupun di zebra cross, lo harus nunggu dulu sampe kondisi jalan bener-bener sepi.
Apa yang gue pikirkan tentang pemilik mobil pribadi adalah orang-orang dengan tingkat intelegensi yang lebih tinggi daripada pengendara kendaraan bermotor yang lain (angkot, motor).
Jadi yaa kesimpulan gue adalah pengendara mobil pribadi ini bukannya gak pinter, tapi mereka arogan. Kenapa arogan? karena mereka merasa status sosial mereka lebih tinggi daripada gue yang hanya seorang pejalan kaki ini sehingga mereka merasa harus didahulukan. Sehingga HAK gue untuk menyebrang di zebra cross diambil alih dan KEWAJIBAN mereka untuk memperlambat kendaraannya tidak dilakukan.
Beda banget sama orang-orang kayak di negara maju sana, mereka lebih memilih untuk menggunakan kendaraan umum, dan mereka menghormati hak orang lain. Gak peduli meskipun status sosial lo berbeda. Yaa wajar sih yah Indonesia tuh negara berkembang, makanya gini.
Bagaimanapun juga gue tetep cinta Indonesia kok! :)
P.S: Sekali lagi gue ingetin, gak semua pengendara mobil pribadi kayak gini (mayoritas aja). Jadi ya buat lo semua yang punya mobil pribadi dan gak merasa seperti apa yang gue tulis, yaudah gak usah tersinggung ya.
Apakah ada yang salah dengan pola pikir seperti ini? Gue rasa gak ada salahnya sih dengan berpikiran seperti ini. Tapi ada satu hal yang merupakan kesimpulan dari pengamatan gue sehari-hari selama gue berjalan kaki.
Gue bukanlah orang kaya yang punya mobil, untuk kemana-mana biasanya gue mengandalkan angkutan umum yang tersedia. Terkadang gue juga harus berjalan kaki. Alhamdulillah trotoar di beberapa kota besar di Indonesia seperti Bandung dan Jakarta udah mulai bagus. Pejalan kaki jadi lebih nyaman untuk berjalan kaki.
Tapi karena tingkat intelegensi hampir sebagian besar masyarakat Indonesia yang rendah, hak buat pejalan kaki pun diserobot. Contohnya trotoar buat pejalan kaki dijadiin jalan motor kalo lagi macet, kampret banget gak tuh? Itu sih masih wajar, karena gue maklum pengendara motor memang gak pinter-pinter amat (tingkat intelegensinya rendah).
Kedua, ketika gue mau menyebrang melalui zebra cross. Bukankah seharusnya kendaraan bermotor itu melambat? Gue (lagi-lagi) maklum buat supir angkot atau pengendara motor, karena seperti yang gue bilang tadi kalo mereka gak pinter-pinter amat (tingkat intelegensinya rendah).
Tapi sangat disayangkan untuk pemilik mobil pribadi. Ketika gue menyebrang melalui zebra cross, gue selalu miris sama mobil pribadi yang gak tau kalo ketika pejalan kaki berjalan di atas zebra cross maka dia mendapatkan prioritas terlebih dahulu. Masih banyak pengendara yang gak ngasih jalan buat pejalan kaki, alhasil mau nyebrang gak di zebra cross ataupun di zebra cross, lo harus nunggu dulu sampe kondisi jalan bener-bener sepi.
Apa yang gue pikirkan tentang pemilik mobil pribadi adalah orang-orang dengan tingkat intelegensi yang lebih tinggi daripada pengendara kendaraan bermotor yang lain (angkot, motor).
Jadi yaa kesimpulan gue adalah pengendara mobil pribadi ini bukannya gak pinter, tapi mereka arogan. Kenapa arogan? karena mereka merasa status sosial mereka lebih tinggi daripada gue yang hanya seorang pejalan kaki ini sehingga mereka merasa harus didahulukan. Sehingga HAK gue untuk menyebrang di zebra cross diambil alih dan KEWAJIBAN mereka untuk memperlambat kendaraannya tidak dilakukan.
Beda banget sama orang-orang kayak di negara maju sana, mereka lebih memilih untuk menggunakan kendaraan umum, dan mereka menghormati hak orang lain. Gak peduli meskipun status sosial lo berbeda. Yaa wajar sih yah Indonesia tuh negara berkembang, makanya gini.
Bagaimanapun juga gue tetep cinta Indonesia kok! :)
P.S: Sekali lagi gue ingetin, gak semua pengendara mobil pribadi kayak gini (mayoritas aja). Jadi ya buat lo semua yang punya mobil pribadi dan gak merasa seperti apa yang gue tulis, yaudah gak usah tersinggung ya.
No comments:
Post a Comment