Salah satu achievement terbesar dalam hidup gue yang sudah pernah terwujud,
bertemu dan berbicara langsung dengan salah satu orang yang berpengaruh di
negaranya, bahkan di dunia… dunia Penerbangan.
Gue masih inget gimana rasanya
waktu gue pertama kali sampai di depan gerbang rumahnya, seperti mimpi men. Gue
terus berpikir, apakah bener dibalik pagar besi ini beliau sedang menunggu
kedatangan gue dan teman-teman?
Dari depan, rumah beliau terlihat tidak terlalu besar dan megah untuk ukuran seseorang yang pernah menjabat menjadi Presiden. Halaman depannya memanjang dari barat ke timur dan dipenuhi oleh tanaman-tanaman hias, Di depan pintu utama sudah menunggu 2 orang penjaga yang sudah cukup berumur.
Gue dan teman-teman harus menunggu beliau di ruang tamu, sementara di ruang tamu sendiri ada beberapa orang alumni Teknik Penerbangan ITB daaaaan pendiri Teknik Penerbangan ITB, Pak Oetarjo Diran. Pak Oetarjo Diran, salah seorang tokoh yang ada dibuku "Habibie & Ainun". Akhirnya gue bertemu dengan seseorang yang bahkan gue gak pernah kepikiran buat bisa ketemu sama dia, karena itu terlalu mustahil bahkan hanya untuk dibayangin.
Gue dan teman-teman harus menunggu beliau di ruang tamu, sementara di ruang tamu sendiri ada beberapa orang alumni Teknik Penerbangan ITB daaaaan pendiri Teknik Penerbangan ITB, Pak Oetarjo Diran. Pak Oetarjo Diran, salah seorang tokoh yang ada dibuku "Habibie & Ainun". Akhirnya gue bertemu dengan seseorang yang bahkan gue gak pernah kepikiran buat bisa ketemu sama dia, karena itu terlalu mustahil bahkan hanya untuk dibayangin.
Suasana di ruang tamu, gue dan teman-teman lagi dinterogasi nih tentang materi yang udah dipelajari selama dijurusan. Men lo harus tau men, itu rasanya kayak ujian kompre tapi LISAN men LISAN !
Semesta emang punya caranya sendiri, setelah hampir gak bisa menjawab lagi pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh pak Diran akhirnya kita diberitahukan oleh salah seorang ibu-ibu (gue gatau jabatannya dia apaan) kalo beliau sudah siap bertemu dengan kami. Sebenernya bukan hanya kami yang akan menemui beliau, tapi beberapa orang alumni Teknik Penerbangan dan bapak Oetarjo Diran juga ikut menemani kami.
JENG JENG JENG JENG !!
Perasaan tegang dan penuh dengan rasa gak percaya menyelimuti gue, gue terus nyubit-nyubitin pipi gue dan berharap kalo ini bukan mimpi. Gue keringet dingin men ! serius ! mungkin rasa tegangnya sama seperti lo mau nembak cewe kali ya, mungkin.
Dan yak, akhirnya gue bertemu dengan sosok yang amat sangat gue kagumi dari gue masih SMA. Bapak Bacharudin Jusuf Habibie, atau yang lebih kita kenal dengan sebutan B.J. Habibie. Rasanya ternyata bener-bener gak bisa dijelaskan dengan kata-kata loh, gimana ya rasanya kalo kita ketemu sama Rasullulah? Baru ketemu manusia biasa aja kayak gini.
Ini dia eyang Habibie :)
Uniknya ketika gue bersalaman dan cium pipi, gue sempat menyebut pak Habibie dengan kata depan 'pak' dan beliau langsung menjawab.
"Jangan panggil saya pak, panggil saya eyang.." dengan nada bicaranya yang mirip seperti Reza Rahardian di film Habibie & Ainun. (gak kebalik sob?)
Tujuan kami (alumni, gue dan teman-teman gue selaku mahasiswa Teknik Penerbangan ITB) adalah untuk membicarakan acara "50 Tahun Teknik Penerbangan" Sebuah acara yang diadakan untuk memperingati ulangi 50 tahun kelahiran Teknik Penerbangan di Indonesia. *you dont say
Tapi karena eyang memang senang sekali berbicara, FYI aja nih men eyang kalo udah berbicara lamaaaaa banget dan gak bisa dipotong. Awalnya eyang masih membahas tentang acara ini tapi lama kelamaan beliau malah menceritakan pengalamannya mulai dari bertemu dengan Ibu Ainun sampai sekarang.
Ketika eyang menceritakan masa lalunya, itu seperti lo baca buku "Habibie & Ainun" tapi di-narasi-kan langsung sama penulisnya men ! Keren abis ! dan ceritanya lebih lengkap terus lebih lucu gitu. Seumur-umur nih yah paling banter gue dengerin curhatan cinta tentang temen gue men, lah ini curhatan cinta seorang Presiden Republik Indonesia yang ke-3 men ! Gila gak sih ! Pecah men pecah !
Beliau lagi bercerita tentang masa lalunya.
Yang paling sedih sih waktu dia menceritakan tentang kenapa proyek pesawat N250 Gatotkoco harus kandas. Sedih, kecewa, kesal, dan marah memenuhi hati gue saat itu. Apalagi dengan ditambah kata-kata beliau waktu itu "Saya menghabiskan terlalu banyak waktu saya untuk pesawat ini (N250) sampai saya lupa keluarga dan kesehatan saya.." Sedih banget men sedih banget.
Buat yang udah nonton film 'Habibie & Ainun' pasti tau kan adegan pas Reza Rahardian mengusap badan pesawat N250 yang sudah sangat berdebu. Menurut gue itu salah satu scene yang bisa bikin mata gue berkaca-kaca. Ini gak lebay kok. Sejak saat itu gue juga memiliki sumpah, sumpah untuk ibu pertiwi.
Kesedihan dan kebanggan eyang tentang N250 kebetulan pernah gue tulis di blog gue, silahkan dilihat Pemunculan dan Terbang Perdana N250-Gatotkoco.
Pak Oetarjo Diran dan Pak Habibie
Pertemuan seperti mimpi ini pun diakhiri dengan silaturahmi dan foto bersama.
Foto bareng Alumni, Mahasiwa, Pendiri Teknik Penerbangan, dan Tokoh Dunia Penerbangan. |
Lagi diceramahin dan diberi wejangan-wejangan sama eyang.
Dan foto yang paling terakhir, YES ! YES ! YES ! Akhirnyaaaa ! Ini adalah foto gue bareng eyang. Banyak yang mengira ini photoshop, karena kacamata gue memantulkan cahaya sedangkan kacamata eyang engga, nih sob buktinya. mungkin yang bilang kayak gini gak ngerti tentang teknik fotografi, atau pas pelajaran fisika tentang gelombang optiknya ngulang ! uyeeee !
Dan satu lagi men, emang gue peduli lo bilang photoshop? KAGAK. *ROTFL
Sirik tanda tak mampu men !