Links

Tuesday, January 13, 2015

Idealisme vs Realita.

Terjebak di sebuah hubungan dimana lo harus terpaksa buat mengatakan "cinta" tiap hari itu gak enak. Padahal di dalam hati lo gak ada "cinta" sedikitpun. Gue pernah, setiap hari gue harus berbohong, setiap hari gue harus menjadi orang yang bukan diri gue sendiri. Bayangin gimana rasanya terjebak dalam hal seperti itu selama beberapa hari/bulan/tahun?

Setelah pengalaman itu gue belajar untuk jangan pernah berpikir "Ah coba aja dulu, kali aja gue bakal cinta/betah/kerasan" dalam hal apapun yang membuat lo terikat. Seperti pacaran, menikah, kuliah, atau kerja.

Untuk itulah selama ini gue menjomblo karena gue gamau terjebak dalam 'ikatan' yang seperti itu lagi. Well, gak valid juga sih pernyataan gue yang sebelumnya. Soalnya selama 2 tahun terakhir ini gue mengejar seorang cewek yang sama. Seorang cewek yang cuma butuh 3 detik buat bikin gue jatuh cinta. Meskipun pada akhirnya gue harus ditolak 3 kali oleh dia karena dia punya keyakinan kalo dia gak yakin sama gue. Bingung bingung deh lo.

Tapi gue berpikir dan mencoba untuk menempatkan diri gue di posisi dia, dan gue pasti akan melakukan hal yang sama. Pasti.

Seperti yang sudah gue jelaskan di awal. Emang enak rasanya kalo menjalin hubungan dengan sesuatu/seseorang yang gak lo sukai? Gak enak pasti. Disini lah gue sadar dan menerima kekalahan gue. Kalo gue cinta tapi dia gak cinta? Kalo gue paksain pasti gak akan baik jadinya hubungan kita nanti.

Begitu juga prinsipnya dengan mencari kerja. Jujur sekarang gue sedang kelimpungan untuk mencari kerja yang sesuai sama jurusan gue. Sejujurnya gue cinta banget sama yang namanya aerospace. Gue suka setiap aspek di dalamnya. Aerospace itu keren, unik, leading-edge technology, dan aerospace itu adalah masa depan.

Gue masih pengen bisa bekerja di tempat yang masih berkaitan dengan aerospace. Tapi kenyataan pahitnya adalah aerospace engineer di Indonesia rata-rata belum banyak dibutuhkan karena keterlambatan perkembangan teknologi di negara tercinta kita ini, Indonesia, dan perusahaan yang biasanya mempekerjakan aerospace engineer di Indonesia membayar engineernya dengan tidak layak. Sedih.

Lalu, ketika idealisme terbentur dengan realita? Siapakah yang akan menang? Apakah gue harus bekerja dengan gaji minimal tapi berhubungan dengan aerospace yang gue cintai demi memajukan cita-cita bangsa? atau gue harus bekerja dengan gaji maksimal tapi bukan di aerospace, di bidang lain yang gak sama sekali gue cintai seperti aerospace?

Yah, gue kalo bisa cari kerja yang gue cintai jadi gue gak ngerasa kerja. Makanya gue sampai sekarang memilih untuk pengangguran dulu sampai gue benar-benar dapet kerja yang cocok.

Tapi seringnya, kita tidak pernah mendapatkan apa yang sesuai kita harapkan. Semua pasti memiliki kekurangan dan kelebihan. Jadi jangan kebanyakan milih ya!

Yap, this is the end of racauan gue siang hari ini. Buat yang memiliki pengalaman serupa kalian mungkin bisa share di comment box di bawah ini. Semoga gue mencapai titik yang paling efektif di antara keduanya. Semoga. Amin.

Ciao!

No comments:

Post a Comment