Kelas 3 SMA merupakan masa-masa
yang paling penting dalam hidup gue, karena di kelas 3 SMA ini gue akan
menentukan nasib gue sendiri, apakah gue bisa melanjutkan studi gue ke
perguruan tinggi atau engga. Pada saat itu, tidak seperti temen-temen gue pada
umumnya yang mengikuti hampir semua test masuk ke perguruan tinggi yang
berbeda-beda.. Gue cuma mengikuti USM Daerah ITB, USM Terpusat ITB, dan pas SNMPTN
gue juga tetep milihnya ITB. Iya, gue udah secinta-mati itu sama ITB.
SNMPTN hari pertama baru aja selesai, gue masih terdiam dikelas melamun... membayangkan kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi sama gue ketika melihat hasil pengumuman SNMPTN nanti. Ditengah lamunan gue, hape gue bergetar... telpon dari
Bunga.
“Halo..”
“Halo Triii…”
“Gimana tadi testnya? Lancar
kaaaan? Lancar doooong” Suara Bunga memecah kesunyian di ruang kelas ujian
SNMPTN gue, di ruang kelas pada saat itu tinggal sisa beberapa orang dan gak
ada yang gue kenal sama sekali.
“Alhamdulillah, TPA nya gampang..
gak kayak psycho test-nya ITB.. Lo gimana? Bisa?”
“Bisa dong, gampang! Oia Tri, gue
mau langsung cabut ke Depok nih buat daftar ulang..”
“Jadi lo ambil Farmasi *peep*-nya?”
Berbeda dengan gue yang masih gatau bisa masuk ITB apa engga, waktu itu Bunga
udah keterima di jurusan Farmasi salah satu Universitas ternama di Indonesia.
“Gatau deh, yang penting daftar
dulu aja buat cadangan.. Sejujurnya sih ya gue masih berharap dapet ITB Tri”
“Sama siapa kesana?”
“Dianterin Papa dooong..”
“Lo kenapa sih, kok suaranya
kayak gak semangat gitu.. Kayak ngomong sama robot tau gak..” Tambah
Bunga.
Saat itu gue emang sedang tidak
bersemangat, pikiran gue sedang melayang jauh memikirikan gimana nasib gue
nanti? Apakah pada test SNMPTN kali ini nasib gue akan sama seperti USM 1 dan
USM 2? Ditolak oleh ITB.
“Kenapa sih Tri? Gak suka ya kalo
gue telepon?” Tanya Bunga yang makin penasaran
“Engga kok, gue lagi bingung
aja.. gue takut ditolak lagi sama ITB, gue udah gak punya semangat ngerjain
soal-soal SNMPTN”
SNMPTN ini merupakan kesempatan
terakhir gue, karena kalo gue sampe ditolak lagi gue mungkin gak bakalan bisa
melanjutkan studi gue ke perguruan tinggi. Hal ini lah yang memenuhi pikiran
gue, bahkan saat mengerjakan soal-soal SNMPTN pun gue gak yakin dengan jawaban
gue. Gue udah gak punya semangat dan motivasi lagi seperti dulu waktu test USM
1 dan USM 2. Motivasi itu udah hampir hilang semua, sampai..
“Tri, tau gak.. ”
“You never know how close you are
to your dream.. Jangan menyerah ya Tri, janji sama gue?”
“Iya Bunga, gue Janji..” Tanpa
sadar senyuman kecil menghiasi wajah gue sambil menjawab pertanyaan Bunga tadi.
"Hari ini hujan seharian yah, tapi liat deh sekarang hujannya udah berhenti.."
"Maksudnya?" Gue bingung, dan menggaruk-garuk kepala gue seolah gue lagi ketombean.
"Selalu ada kebahagiaan setelah kesulitan, selalu ada tawa setelah air mata... dan akan selalu ada pelangi setelah hujan :) "
Hari ini hujan terus turun sepanjang hari, untungnya di perjalanan gue pulang hujan udah cukup reda. Setelah hujan turun jalan protokol Jakarta terlihat begitu lenggang, kota Jakarta ternyata begitu nyaman dan indah ya kalo teratur gini.
Menurut gue kehidupan itu gak akan selamanya memberikan apa yang lo inginkan, tapi kehidupan memberikan apa yang lo butuhkan. Mungkin lo gak sadar kalo itu adalah hal yang lo butuhkan, dan mungkin hal yang lo inginkan itu gak sesungguhnya lo butuhkan.
Mungkin juga dalam mengejar impian gak selamanya jalan kita itu mulus, ada kalanya jalan itu berbatu, penuh pohon berduri, menanjak dan berliku..
"... tapi akan selalu ada pelangi setelah hujan."
No comments:
Post a Comment